Wall Street dan Bursa saham Amerika Serikat ditutup menguat pada Kamis (29 Mei) karena saham Nvidia naik setelah laporan kinerja kuartalan yang kuat. Sementara itu, investor juga mencerna putusan pengadilan banding yang mengembalikan tarif impor besar-besaran dari Presiden Donald Trump.
Putusan ini muncul sehari setelah pengadilan perdagangan memutuskan untuk memblokir tarif tersebut secara langsung.
Perdagangan sepanjang hari berlangsung fluktuatif. Indeks ditutup jauh dari level tertinggi karena investor masih mencerna perkembangan terbaru, dan saham Salesforce turun 3,3%. Penurunan ini terjadi meskipun perusahaan tersebut menaikkan proyeksi pendapatan dan laba tahunannya.
“Trump sebenarnya sudah mencabut sebagian besar tarif ini, jadi keputusan pengadilan ini cuma jadi berita utama saja,” kata Adam Sarhan, CEO dari 50 Park Investments di New York.
“Selama pasar nggak anjlok karena kabar ini, ini cuma hal sekunder,” lanjutnya.
Saham Nvidia melonjak 3,2% setelah perusahaan melaporkan penjualan yang kuat. Pelanggan berbondong-bondong membeli chip AI sebelum pemerintah AS memberlakukan pembatasan ekspor ke China. Tapi, perusahaan juga memperingatkan bahwa pembatasan baru ini bisa memangkas pendapatan kuartal ini sebesar US$8 miliar.
Menurut Oliver Pursche, Wakil Presiden Senior di Wealthspire Advisors, optimisme terhadap laporan keuangan perusahaan—terutama Nvidia—masih memberi dukungan buat pasar. “Ini semua tentang kinerja perusahaan secara umum,” katanya.
Nvidia sekarang baru mencatat kenaikan sekitar 3,6% sejak awal tahun. Perusahaan ini jadi yang terakhir dari grup “Magnificent Seven”—yakni raksasa teknologi dan saham pertumbuhan—yang merilis laporan keuangan periode ini.
Pergerakan Indeks Saham di Wall Street
-
Dow Jones naik 117,03 poin (0,28%) ke 42.215,73
-
S&P 500 menguat 23,62 poin (0,40%) ke 5.912,17
-
Nasdaq bertambah 74,93 poin (0,39%) ke 19.175,87
Ketegangan perdagangan di Wall Street telah mengguncang pasar saham sepanjang tahun ini, apalagi sejak pengumuman tarif global oleh Trump pada 2 April. Namun, S&P 500 berhasil bangkit setelah penurunan di awal April, seiring meredanya ketegangan dan laporan keuangan kuartal pertama yang umumnya positif. Sekarang indeks tersebut sudah naik 0,5% tahun ini, walaupun masih belum menyentuh rekor tertinggi Februari.
Investor Wall Street pun sudah terbiasa dengan gaya Trump yang sering mengumumkan tarif tinggi, lalu menundanya tak lama kemudian. Media Financial Times bahkan menciptakan istilah “TACO” (Trump Always Chickens Out) untuk menggambarkan hal ini.
“Lucu sih, tapi itu bukan strategi,” kata Pursche soal istilah tersebut.
“Meski begitu, kalau dilihat dari kacamata bisnis AS, pemerintahan Trump memang berhasil meraih beberapa keuntungan dalam hal perdagangan, dan itu nggak bisa diabaikan.”
Berita Perusahaan dan Ekonomi Lainnya
-
Saham Boeing naik 3,3% setelah CEO Kelly Ortberg menyatakan bahwa mereka akan meningkatkan produksi pesawat 737 MAX menjadi 42 unit per bulan dalam beberapa bulan ke depan, dan menargetkan 47 unit per bulan pada awal 2026.
-
Departemen Perdagangan AS mencatat bahwa produk domestik bruto (PDB) menyusut 0,2% pada kuartal pertama. Sebelumnya, para ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan kontraksi sebesar 0,3%.
-
Saham Best Buy anjlok 7,3% setelah perusahaan memangkas proyeksi penjualan dan laba tahunan. Perusahaan khawatir bahwa tarif AS akan menurunkan minat konsumen untuk belanja barang elektronik berharga tinggi.
Data Perdagangan dan Volume
-
Di NYSE, saham yang naik lebih banyak dari yang turun, dengan rasio 2,26 banding 1. Tercatat ada 114 saham mencetak harga tertinggi baru, dan 35 saham menyentuh harga terendah baru.
-
Di Nasdaq, 2.673 saham naik dan 1.806 saham turun, dengan rasio 1,48 banding 1.
-
Volume perdagangan di bursa AS mencapai 18,65 miliar saham, lebih tinggi dari rata-rata harian 17,7 miliar saham dalam 20 hari terakhir.
Baca juga: