Valuasi Saham AI Asia Turun: SoftBank Kehilangan $32 Miliar dalam Sehari

Valuasi Saham AI Asia Turun

TOKYO – Raksasa investasi teknologi Jepang, SoftBank Group, mengalami kerugian signifikan pada nilai pasarnya. Kapitalisasi pasar perusahaan tersebut anjlok sekitar $32 miliar dalam satu hari perdagangan. Penurunan drastis ini merupakan reaksi langsung dari kekhawatiran yang meluas mengenai valuasi saham-saham Kecerdasan Buatan (AI) di seluruh Asia. Insiden ini, yang menjadi cerminan dari meningkatnya keraguan investor terhadap prospek cepat dan realistis sektor AI, menegaskan bahwa euforia teknologi harus berhadapan dengan fundamental pasar yang keras.

Investor global mulai menunjukkan kegelisahan. Sejumlah analis berpendapat bahwa beberapa saham AI Asia telah diperdagangkan pada tingkat valuasi yang terlalu tinggi, melampaui potensi laba yang dapat dicapai dalam waktu dekat. SoftBank, yang portofolio investasinya sangat bergantung pada teknologi AI melalui Arm Holdings (desainer chip yang dikendalikan SoftBank), menjadi korban terbesar dari jitters atau kegugupan pasar ini. Penurunan nilai yang tajam ini menunjukkan bahwa fenomena Valuasi Saham AI Asia Turun bukanlah sekadar penyesuaian kecil, melainkan koreksi yang signifikan.

 

Pemicu Utama Penurunan: Ketergantungan pada Arm Holdings

 

Kekuatan dan kelemahan SoftBank Group saat ini sangat terikat pada nasib Arm Holdings. Arm, yang Initial Public Offering (IPO)-nya merupakan salah satu yang terbesar pada tahun 2023, adalah pilar utama dari strategi AI Masayoshi Son, CEO SoftBank.

Ketika harga saham Arm mulai merosot, efeknya langsung menular ke SoftBank. Saham Arm anjlok hampir 10% di tengah kekhawatiran umum tentang kemampuannya untuk mempertahankan pertumbuhan pendapatan yang sangat tinggi yang diharapkan investor AI. Meskipun Arm adalah pemain penting dalam desain chip untuk smartphone dan AI, sebagian investor mulai mempertanyakan apakah harga sahamnya, yang melambung tinggi, benar-benar mencerminkan potensi pendapatan jangka pendek, terutama saat persaingan di sektor AI semakin ketat.

SoftBank secara historis dikenal karena portofolio investasi mereka yang agresif dan berisiko tinggi. Karena SoftBank memiliki hampir 90% saham Arm, setiap pergerakan signifikan pada saham Arm akan berdampak besar pada nilai aset bersih (NAV) SoftBank. Koreksi harga Arm ini secara efektif menghilangkan optimisme yang telah mendorong saham SoftBank naik tajam dalam beberapa bulan terakhir, memaksa perusahaan tersebut kehilangan puluhan miliar dolar dari nilai pasarnya.

 

Mengapa Valuasi Saham AI Asia Turun?

 

Penurunan valuasi ini tidak hanya terbatas pada Arm dan SoftBank. Fenomena ini bersifat regional, menyeret turun saham-saham yang terkait AI di seluruh pasar Asia, termasuk saham semikonduktor Korea Selatan dan perusahaan teknologi Tiongkok. Ada beberapa faktor struktural yang memicu kekhawatiran investor:

 

1. Kecepatan dan Realitas Profitabilitas AI

 

Pasar telah berinvestasi besar-besaran dalam infrastruktur AI (seperti data center dan chip), tetapi kini investor mulai menuntut bukti nyata: kapan investasi ini akan menghasilkan laba yang signifikan? Terdapat kesenjangan yang besar antara janji-janji revolusioner AI dan garis bawah laba yang terlihat saat ini. Investor menjadi gugup ketika menyadari bahwa adopsi AI di tingkat perusahaan, meskipun masif, mungkin memakan waktu lebih lama untuk menghasilkan keuntungan besar dibandingkan yang diperkirakan oleh pasar.

 

2. Tekanan Suku Bunga dan Biaya Modal

 

Lingkungan suku bunga tinggi yang dipertahankan oleh bank sentral global membuat biaya modal menjadi mahal. Saham-saham pertumbuhan tinggi, seperti AI dan teknologi, yang sebagian besar valuasinya bergantung pada pendapatan masa depan, menjadi sangat rentan. Ketika diskon untuk laba masa depan meningkat (karena suku bunga yang lebih tinggi), valuasi saat ini akan turun. Kenaikan suku bunga ini menyebabkan investor beralih dari aset berisiko tinggi ke aset yang lebih stabil atau menghasilkan pendapatan saat ini.

 

3. Persaingan dan Inovasi yang Cepat

 

Sektor AI sangat kompetitif. Apa yang hari ini menjadi terobosan, besok bisa menjadi usang. Kekhawatiran bahwa desain chip atau teknologi AI tertentu dapat dengan cepat digantikan oleh pesaing juga menekan valuasi, terutama pada perusahaan-perusahaan yang dinilai sangat tinggi seperti Arm. Risiko teknologi yang cepat usang ini menjadi pertimbangan utama mengapa Valuasi Saham AI Asia Turun.

 

Jalan Ke Depan untuk SoftBank dan Masayoshi Son Menjelang Valuasi Saham AI Asia Turun

 

Bagi SoftBank dan Masayoshi Son, penurunan ini bukanlah hal yang asing; perusahaan ini telah mengalami volatilitas ekstrem di masa lalu. Namun, kerugian sebesar $32 miliar dalam satu hari adalah pengingat yang menyakitkan.

Meskipun nilai pasar anjlok, Son tetap berpegang teguh pada visinya. Strateginya jelas: menggunakan Arm sebagai fondasi untuk membangun portofolio investasi yang didominasi AI. Penurunan harga ini dapat dilihat dalam dua perspektif:

  • Peringatan Pasar: Koreksi ini adalah peringatan bagi SoftBank dan pasar bahwa ekspektasi harus disesuaikan dengan realitas ekonomi.
  • Peluang Pembelian: Bagi SoftBank yang masih memiliki banyak likuiditas, koreksi di pasar dapat menjadi peluang untuk mengakuisisi saham-saham AI undervalued atau meningkatkan kepemilikan mereka di Arm.

Keputusan SoftBank selanjutnya, baik dalam hal investasi baru maupun bagaimana mereka mengelola portofolio Arm, akan sangat menentukan apakah mereka dapat mengembalikan kepercayaan investor dan melanjutkan kenaikan valuasi mereka di masa depan. Untuk saat ini, pasar sedang melakukan “pembersihan” dan membedakan antara hype AI dan bisnis AI yang berkelanjutan dan menguntungkan.

Baca juga:

Informasi ini dipersembahkan oleh paus empire

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *