Kekuatan Dolar AS tekan Yen Jepang (JPY) yang masih bergerak melemah terhadap Greenback. Sementara pelaku pasar menunggu konfirmasi pergerakan USD/JPY menembus level penting 144.00 sebelum melakukan aksi beli lebih lanjut. Di sisi lain, data Pengeluaran Rumah Tangga Jepang yang mengecewakan serta harapan atas dimulainya kembali pembicaraan dagang AS-Tiongkok membuat Yen sebagai aset safe haven semakin kurang diminati. Dolar AS sendiri mendapatkan dukungan dari aksi repositioning menjelang rilis data tenaga kerja penting, Nonfarm Payrolls (NFP).
Meskipun begitu, potensi penurunan lanjutan JPY tampaknya mulai terbatas karena semakin banyak yang percaya bahwa Bank of Japan (BoJ) akan melanjutkan kebijakan kenaikan suku bunga. Ini sangat berbeda dengan ekspektasi bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunga pada 2025. Dengan kondisi fiskal AS yang rapuh, potensi penguatan USD secara signifikan akan terbatas dan justru bisa menguntungkan JPY yang berimbal hasil rendah. Risiko geopolitik yang masih berlangsung juga berpotensi menahan penurunan JPY lebih dalam. Dan membuat trader enggan menempatkan posisi beli baru di pasangan USD/JPY.
Yen Belum Menyerah, Tapi Tertekan Kekuatan Dolar AS
Data pemerintah Jepang hari Jumat menunjukkan bahwa Pengeluaran Rumah Tangga secara tak terduga turun 0,1% pada April. Dibandingkan tahun lalu, jauh lebih rendah dari kenaikan 2,1% di bulan sebelumnya. Secara bulanan, pengeluaran turun 1,8%, lebih buruk dari perkiraan.
Di sisi lain, data upah menunjukkan bahwa upah riil turun selama empat bulan berturut-turut, karena inflasi masih melebihi kenaikan gaji. Ini bisa berdampak pada konsumsi rumah tangga, yang merupakan lebih dari setengah kontribusi PDB Jepang, dan bisa memperbesar risiko resesi.
Departemen Keuangan AS dalam laporan ke Kongres menyarankan agar BoJ terus melanjutkan kebijakan pengetatan moneternya, yang menurut mereka akan menciptakan nilai tukar yang lebih sehat dan mendukung penyesuaian struktural perdagangan.
Tarif Mobil AS
Sementara itu, Jepang melunak terkait tarif mobil AS sebesar 25% dan mengusulkan kerangka kerja fleksibel. Negosiator utama Jepang, Ryosei Akazawa, sedang berada di Washington untuk membahas hal ini dalam putaran pembicaraan kelima.
Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping juga melakukan pembicaraan lewat telepon dan sepakat untuk melanjutkan negosiasi dalam waktu dekat, yang memberi angin segar bagi sentimen pasar.
Meskipun Dolar AS masih berada di dekat posisi terendahnya sejak 22 April karena ekspektasi penurunan suku bunga The Fed, para trader tetap berhati-hati menjelang rilis data NFP hari ini. Namun, secara keseluruhan, kekuatan Dolar AS tekan Yen tetap menjadi tema utama menjelang laporan tenaga kerja tersebut.
Level Teknis: USD/JPY Butuh Break di Atas 144.00 dan 200-SMA (H4) untuk Naik Lebih Jauh
Secara teknikal, USD/JPY masih bergerak dalam rentang sempit sejak awal minggu ini dan membentuk pola persegi panjang di chart harian. Dengan latar belakang tren penurunan dari bulan Mei, ini bisa disebut sebagai fase konsolidasi bearish. Indikator teknikal juga menunjukkan sinyal negatif, yang mendukung skenario penurunan lebih lanjut.
Jika harga berhasil menembus dan bertahan di atas 144.00, dan selanjutnya menembus 144.40 (high mingguan dan SMA 100-periode di chart 4-jam), maka bisa membuka peluang untuk naik ke 145.00.
Sebaliknya, jika turun di bawah 143.50–143.45, ada peluang beli di sekitar 143.00. Jika tekanan jual berlanjut hingga menembus 142.70, penurunan bisa berlanjut ke 142.10 atau bahkan lebih rendah ke 141.60, menuju ke bawah 141.00.
Baca juga:
- Harga Emas Tertahan Jelang Rilis Data NFP AS
- Trafigura Waspadai Volatilitas Pasar 2025, Laba H1 Naik Tipis
- Dolar Australia Menguat Saat Dolar AS Melemah Menjelang Rilis Data ISM Manufacturing PMI
