Hubungan perdagangan antara India dan Amerika Serikat selalu menjadi sorotan utama dalam dinamika ekonomi global. Sebagai dua negara demokrasi terbesar di dunia dengan potensi pasar yang sangat besar, kesepakatan dagang bilateral mereka memiliki implikasi yang luas. Namun, negosiasi ini tidaklah mudah dan seringkali diwarnai dengan tarik ulur kepentingan. Kini, dengan tenggat waktu yang semakin dekat, tekanan terhadap India meningkat. Pasar menanti, dan dunia mengamati, apakah kesepakatan dagang India A.S. genting akan berhasil dicapai. Situasi ini bukan hanya tentang angka-angka perdagangan, tetapi juga tentang keseimbangan strategis dan kepentingan domestik kedua negara.
Latar Belakang Negosiasi dan Tenggat Waktu Mendesak
Hubungan dagang India-A.S. telah melalui pasang surut, dan negosiasi saat ini adalah bagian dari upaya yang lebih besar untuk membentuk kembali kemitraan ekonomi mereka.
- Pemicu Negosiasi Awal: Pembicaraan untuk kesepakatan perdagangan bilateral (BTA) antara India dan A.S. telah berlangsung selama beberapa waktu. Pada April 2025, Presiden Donald Trump mengumumkan pengenaan tarif timbal balik 26% pada barang impor dari 185 negara, termasuk Uni Eropa. Meskipun ada penangguhan sementara dengan tarif 10%, tenggat waktu baru untuk tarif 26% ini ditetapkan pada 1 Agustus 2025.
- Perpanjangan Tenggat Waktu: Awalnya, tenggat waktu untuk tarif 26% tersebut adalah 9 Juli 2025, namun kemudian diperpanjang hingga 1 Agustus 2025 untuk memberikan lebih banyak waktu bagi negosiasi. Hal ini menunjukkan bahwa A.S. masih membuka pintu untuk kesepakatan, namun dengan tekanan waktu yang nyata.
- Putaran Kelima Tanpa Terobosan: Delegasi perdagangan India, yang dipimpin oleh negosiator utama Rajesh Agrawal, baru-baru ini kembali dari Washington setelah putaran kelima perundingan tanpa terobosan signifikan. Ini menambah urgensi mengingat tanggal 1 Agustus semakin dekat.
Situasi ini menegaskan bahwa kesepakatan dagang India A.S. genting.
Isu-isu Krusial yang Menjadi Batu Sandungan
Ada beberapa poin utama yang terus menjadi hambatan dalam mencapai kesepakatan.
- Akses Pasar Pertanian dan Produk Olahan Susu: Ini adalah salah satu poin paling sensitif dan politis. A.S. menuntut akses pasar yang lebih besar untuk produk pertanian dan olahan susu Amerika, termasuk tanaman rekayasa genetika (GM), jagung, kedelai, apel, almond, dan etanol. India, di sisi lain, menolak pengurangan tarif pada sektor-sektor ini, mengutip mata pencarian lebih dari 700 juta penduduk pedesaan, termasuk 80 juta peternak sapi perah kecil. Industri susu India juga memiliki dasar budaya dan agama yang kuat.
- Tarif pada Baja, Aluminium, dan Suku Cadang Otomotif: India mencari pembebasan penuh dari tarif timbal balik A.S. sebesar 26% dan pengurangan bea A.S. untuk produk baja, aluminium, dan otomotif India. A.S. sendiri pada 4 Juni 2025, telah menaikkan tarif baja impor dari India dari 25% menjadi 50%.
- Akses Pasar Digital dan Kekayaan Intelektual: A.S. mendorong akses pasar digital yang lebih besar untuk perusahaan teknologi Amerika, sementara India memiliki kekhawatiran tentang kekayaan intelektual (IP) dan perlindungan data. Aturan lokalisasi data India dan langkah-langkah kontrol kualitas yang ketat dianggap proteksionis oleh A.S. India juga perlu memastikan bahwa kesepakatan tidak merusak kedaulatan kebijakannya terkait aliran data lintas batas.
- Ketidakseimbangan Tarif: India memiliki tarif rata-rata yang lebih tinggi (17%) dibandingkan dengan A.S. (3,3%), dan A.S. meminta India untuk menurunkan bea masuk pada berbagai produk industri, termasuk mobil. India juga menginginkan tarif yang lebih rendah daripada yang diberikan kepada negara-negara Asia lainnya yang telah menandatangani kesepakatan dengan A.S., dalam upaya untuk mendapatkan keunggulan kompetitif.
Kompleksitas isu-isu inilah yang membuat kesepakatan dagang India A.S. genting.
Mengapa India Berada di Bawah Tekanan?
Selain tenggat waktu, beberapa faktor lain menempatkan India dalam posisi yang sulit.
- Ancaman Kenaikan Tarif: Jika kesepakatan tidak tercapai pada 1 Agustus, India menghadapi risiko tarif yang lebih tinggi, yang dapat memengaruhi miliaran ekspor India, terutama di sektor tekstil, farmasi, kimia, dan permata serta perhiasan. Ini terjadi pada saat India berusaha memposisikan diri sebagai alternatif manufaktur utama bagi Tiongkok.
- Defisit Perdagangan: India memiliki defisit perdagangan yang signifikan dengan A.S. (USD 45,7 miliar pada tahun 2024). Ini membuat India berada dalam posisi yang lebih rentan karena pentingnya ekonomi dan sosial dari sektor-sektor yang menjadi target tarif A.S.
- Kehilangan Keunggulan Kompetitif: Negara-negara lain seperti Vietnam, Indonesia, Filipina, dan Jepang telah menandatangani kesepakatan perdagangan dengan A.S. Jika India gagal, mereka mungkin kehilangan keunggulan kompetitif di pasar A.S.
- Geopolitik dan Hubungan Strategis: Penundaan yang berkepanjangan dapat membebani kemitraan strategis A.S.-India yang lebih luas, termasuk kerja sama dalam pertahanan, teknologi, dan inovasi di bawah kerangka kerja US-India COMPACT. A.S. juga memandang India sebagai mitra kritis dalam perhitungan Indo-Pasifiknya, menyeimbangkan Tiongkok.
- Sentimen Pasar Domestik: Penundaan dalam penyelesaian kesepakatan juga meredam sentimen di pasar saham India, dengan investor menunggu kejelasan penuh sebelum reli berikutnya.
Semua faktor ini berkontribusi pada mengapa kesepakatan dagang India A.S. genting.
Strategi Negosiasi India dan Tantangan ke Depan
India tidak pasif dalam menghadapi tekanan ini dan telah menunjukkan strategi negosiasinya sendiri.
- Pendekatan “Kepentingan Nasional Pertama”: Menteri Perdagangan dan Industri India, Piyush Goyal, telah menegaskan komitmen India untuk tidak terburu-buru atau dipaksa untuk menyelesaikan kesepakatan perdagangan yang tidak selaras dengan kepentingan nasionalnya. India akan melanjutkan jika mendapatkan kesepakatan yang baik, jika tidak, mereka tidak akan melakukannya.
- Otonomi Strategis: Berbeda dengan negara-negara lain yang mungkin membuat konsesi untuk menghindari tarif, India bernegosiasi lebih keras dan tidak bersedia menyerahkan sektor-sektor kunci yang sensitif secara politis. Mereka bernegosiasi dari posisi otonomi strategis.
- Taktik Penundaan: India telah terampil menggunakan keterlibatan berkelanjutan sebagai alat untuk menunda tindakan keras. Dengan menjaga pembicaraan tetap aktif, India telah menciptakan perlindungan diplomatik yang cukup untuk menghindari tarif formal.
- Fokus pada Kesepakatan Sektoral Kecil: India mempertimbangkan untuk menerima pencapaian sektoral yang lebih kecil daripada bersikeras pada perjanjian komprehensif, menunjukkan fleksibilitas dalam pendekatan mereka.
- Optimisme Menteri Perdagangan: Meskipun ada laporan tentang kebuntuan, Menteri Perdagangan Piyush Goyal menyatakan optimisme tentang kemajuan “fantastis” dalam negosiasi dan keyakinan bahwa India akan mendapatkan perlakuan khusus dan preferensial.
Meski demikian, tekanan tetap ada. Kesepakatan dagang India A.S. genting, namun dengan cara yang menguntungkan mereka.
Kesimpulan: Kesepakatan Dagang India A.S. Genting, Sebuah Ujian Kemitraan
Situasi saat ini menyoroti kompleksitas hubungan perdagangan antara India dan A.S. Meskipun ada keinginan kuat dari kedua belah pihak untuk memperdalam kemitraan ekonomi dan strategis, kepentingan domestik yang sensitif menjadi hambatan utama.
Fakta bahwa kesepakatan dagang India A.S. genting menguji kemampuan diplomasi dan ketahanan ekonomi mereka. Kegagalan mencapai kesepakatan dapat memiliki konsekuensi ekonomi dan geopolitik, termasuk potensi tarif yang lebih tinggi bagi ekspor India dan ketegangan dalam kemitraan strategis yang lebih luas. Namun, India menunjukkan sikap yang teguh, menolak untuk mengkompromikan sektor-sektor vital demi kesepakatan yang terburu-buru. Dunia akan terus mengamati apakah kedua negara dapat menemukan titik temu yang saling menguntungkan sebelum waktu habis.
Baca juga:
- Kinerja Keuangan Positif: Saham Deutsche Bank Naik 6% Setelah Laba Q2 Memuaskan
- Ekonomi Global: Trump Umumkan Kesepakatan Dagang Besar Jepang Tarif 15%
- Kebijakan Perdagangan Global: ‘Trade Bazooka’ Eropa Lawan Tarif Trump
Informasi ini dipersembahkan oleh Empire88
