Laporan terbaru dari Biro Statistik Nasional (NBS) China telah mengirimkan gelombang optimisme ke pasar global. Data menunjukkan adanya peningkatan luar biasa pada kinerja sektor korporasi negara tersebut, terutama di tengah berbagai tantangan ekonomi yang masih membayangi. Pada September 2025, Laba Industri China Melonjak sebesar 21,6% secara tahunan (year-on-year/YoY). Angka ini bukan hanya melanjutkan tren positif dari bulan sebelumnya (Agustus tumbuh 20,4%), tetapi juga menandai laju kenaikan bulanan tercepat yang tercatat dalam hampir dua tahun terakhir.
Lonjakan ini mencakup perusahaan-perusahaan industri besar, yaitu entitas yang memiliki pendapatan tahunan minimal 20 juta yuan dari operasi utama mereka. Kinerja yang kuat ini menjadi sinyal penting bahwa upaya stimulus yang dilakukan oleh Beijing, dikombinasikan dengan daya tahan sektor ekspor, mulai memberikan hasil yang nyata. Meskipun pemulihan ekonomi Tiongkok seringkali digambarkan rapuh, lonjakan laba ini memberikan bukti konkret bahwa fondasi sektor manufaktur, pertambangan, dan utilitasnya sedang menguat.
Menganalisis Faktor Pendorong Kenaikan Laba Industri China Melonjak
Kenaikan laba yang dramatis ini tidak terjadi secara kebetulan. Ada beberapa faktor fundamental dan kebijakan yang bekerja sama untuk membalikkan tren penurunan yang sempat terjadi di awal tahun:
1. Efek Basis Rendah dan Pemulihan Harga Komoditas
Sebagian dari kenaikan tajam ini disebabkan oleh low base effect (efek basis rendah), membandingkan angka saat ini dengan periode tahun lalu ketika aktivitas ekonomi masih terhambat. Namun, faktor yang lebih substansial adalah perbaikan margin laba. Harga-harga komoditas global, terutama yang berhubungan dengan sektor hulu seperti logam non-ferrous, telah mengalami stabilisasi atau bahkan kenaikan. Hal ini menguntungkan perusahaan di sektor-sektor tersebut, memungkinkan mereka untuk mendapatkan kembali margin yang hilang selama periode deflasi harga produsen.
2. Kebijakan Stimulus dan Pengurangan Kapasitas
Pemerintah Tiongkok telah menerapkan serangkaian kebijakan makroekonomi untuk menopang pertumbuhan. Lonjakan Laba Industri China Melonjak menunjukkan bahwa langkah-langkah seperti insentif fiskal, dukungan likuiditas untuk sektor manufaktur canggih, dan upaya mengatasi kelebihan kapasitas di industri-industri berat mulai membuahkan hasil. Selain itu, kampanye nasional untuk mengendalikan persaingan harga yang ekstrem juga telah membantu menstabilkan pendapatan perusahaan.
3. Ketahanan Sektor Ekspor dan Manufaktur Canggih
Meskipun konsumsi domestik masih menghadapi tantangan, sektor ekspor Tiongkok menunjukkan kinerja yang melebihi perkiraan. Permintaan global, terutama untuk produk elektronik dan teknologi, telah menahan penurunan yang lebih dalam. Data NBS menyoroti bahwa industri manufaktur teknologi tinggi, yang mewakili momentum baru, telah mencatat pertumbuhan laba yang pesat, jauh lebih tinggi daripada rata-rata keseluruhan. Sektor swasta, yang umumnya lebih gesit dalam merespons pasar, juga membukukan kenaikan laba yang signifikan.
Kontras di Tengah Peningkatan: Tantangan yang Tersisa
Meskipun Laba Industri China Melonjak secara signifikan dalam basis bulanan, gambaran kumulatif dari Januari hingga September 2025 masih perlu dicermati. Total laba industri pada periode sembilan bulan tersebut hanya mencatat kenaikan kumulatif yang moderat. Hal ini menggarisbawahi fakta bahwa pemulihan masih bersifat tidak merata.
Sektor yang Berbeda Arah
Data NBS mengungkapkan adanya divergensi:
- Kenaikan Laba Kuat: Terjadi di sektor manufaktur umum, logam non-ferrous, produksi panas dan listrik, mesin, serta komunikasi.
- Penurunan Laba: Masih terlihat di sektor-sektor yang terkait dengan pasar properti yang lesu, seperti mineral non-logam, dan juga di pertambangan batu bara, kimia, dan tekstil.
Penurunan investasi aset tetap dan perlambatan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan dalam kuartal terakhir menjadi pengingat bahwa tekanan masih ada, terutama dari pelemahan permintaan domestik dan krisis properti yang berkepanjangan.
Dampak Laba Industri China Melonjak bagi Pasar Global
Kesehatan ekonomi Tiongkok memiliki resonansi global yang kuat. Lonjakan laba industri ini dapat diterjemahkan ke dalam beberapa dampak penting bagi pasar dan ekonomi dunia:
- Sentimen Pasar Positif: Kinerja korporasi yang lebih baik mengurangi kekhawatiran tentang risiko hard landing (penurunan tajam ekonomi) di Tiongkok, yang merupakan konsumen komoditas utama dan pemasok global. Hal ini cenderung mendukung harga komoditas global dan pasar saham di Asia.
- Pemulihan Rantai Pasok: Laba yang lebih tinggi memberi perusahaan industri modal untuk berinvestasi kembali, meningkatkan kapasitas produksi, dan menstabilkan rantai pasok global.
- Tantangan Deflasi Global: Meskipun laba meningkat, tekanan deflasi pada harga produsen Tiongkok masih menjadi kekhawatiran, karena ekspor produk murah dapat menyebar ke seluruh dunia dan menekan harga di negara lain. Namun, tren laba yang positif menunjukkan bahwa perusahaan mulai mampu mengelola biaya dan harga jual lebih efektif.
Pada intinya, kenaikan laba industri sebesar 21,6% ini adalah bukti ketahanan yang luar biasa di tengah guncangan domestik dan global. Ini adalah dorongan yang disambut baik bagi Beijing, memberikan ruang bernapas bagi para pembuat kebijakan untuk melanjutkan reformasi dan langkah-langkah dukungan ekonomi secara lebih terfokus. Pemulihan sektor manufaktur Tiongkok, meskipun masih memiliki tantangan yang mengintai di balik angka-angka tersebut, merupakan kabar baik bagi perekonomian global secara keseluruhan.
Baca juga:
- Trump di KTT ASEAN: Kesepakatan Gencatan Senjata Thailand-Kamboja Bersejarah
- Perang Dagang AS China: Upaya Redam Eskalasi di Malaysia
- Pertemuan Trump Xi Jinping: Nasib Kesepakatan Dagang di Tengah Ketegangan
Informasi ini dipersembahkan oleh indocair
