Cerebras tarik IPO (Penawaran Umum Perdana) secara resmi, mengejutkan banyak pihak di tengah gejolak pasar teknologi yang sangat antusias terhadap aset-aset Kecerdasan Buatan (AI). Keputusan ini datang tak lama setelah perusahaan pembuat chip wafer-scale ini mengumumkan penutupan putaran pendanaan swasta yang masif senilai $1,1 miliar, yang menempatkan valuasinya melambung tinggi hingga $8,1 miliar. Langkah mundur dari pasar publik ini bukanlah sebuah kegagalan, melainkan sebuah manuver strategis yang mencerminkan laju evolusi industri AI yang begitu cepat, di mana model bisnis pun harus bergerak secepat chip yang mereka hasilkan.
Cerebras Systems, yang dikenal sebagai penantang serius dominasi Nvidia di segmen chip pelatihan AI berkinerja tinggi, telah mengajukan dokumen pendaftaran IPO sejak September 2024. Namun, prosesnya menghadapi penundaan yang signifikan, sebagian besar disebabkan oleh tinjauan regulasi dari Komite Penanaman Modal Asing di Amerika Serikat (CFIUS), terkait hubungan bisnisnya dengan G42, sebuah firma AI yang berbasis di Abu Dhabi dan merupakan salah satu pelanggan terbesarnya. Meskipun masalah regulasi ini telah terselesaikan pada Maret 2025, perusahaan kini memilih jalur berbeda.
Alasan Utama Mengapa Cerebras Tarik IPO: Perubahan Model Bisnis
CEO Cerebras, Andrew Feldman, menjelaskan bahwa prospektus yang diajukan setahun lalu sudah tidak relevan lagi dengan kondisi dan peluang bisnis perusahaan saat ini. Alasan utama di balik keputusan Cerebras tarik IPO adalah transisi model bisnis yang sangat mendasar:
Pergeseran dari Penjualan Hardware ke Layanan Cloud AI
Awalnya, Cerebras fokus pada penjualan hardware superkomputer AI CS-3 yang ditenagai oleh Wafer-Scale Engine (WSE) mereka—chip terbesar di dunia. Namun, dalam setahun terakhir, perusahaan telah beralih secara agresif ke model layanan cloud AI. Artinya, alih-alih hanya menjual “sekop” (chip) di tengah “demam emas” AI, Cerebras kini berupaya menjadi “penambang emas” itu sendiri dengan menawarkan daya komputasi AI sebagai layanan.
Model ini memungkinkan Cerebras untuk menangkap nilai yang lebih tinggi dalam rantai pasok AI, menciptakan hubungan pelanggan yang lebih “melekat” (sticky), dan yang terpenting, memungkinkan pengguna untuk menjalankan model-model AI berskala besar tanpa perlu membeli dan mengelola infrastruktur fisik yang sangat kompleks dan mahal. Perubahan radikal ini, menurut Feldman, membuat perusahaan yang akan diperkenalkan ke publik melalui IPO akan terlihat fundamental berbeda.
Suntikan Modal $1,1 Miliar yang Memperkuat Likuiditas
Penutupan putaran pendanaan swasta Seri G senilai $1,1 miliar hanya beberapa hari sebelum penarikan dokumen IPO juga merupakan faktor kunci. Putaran pendanaan raksasa ini, yang dipimpin oleh Fidelity Management & Research dan Atreides Management, memberikan Cerebras likuiditas yang melimpah. Dengan modal baru ini, perusahaan memiliki waktu dan sumber daya yang cukup untuk menyempurnakan model bisnis barunya di pasar cloud AI yang sangat kompetitif, tanpa harus menghadapi tekanan dan pengawasan ketat dari pasar publik.
Dana segar ini direncanakan untuk memperluas portofolio teknologi inovatif, meningkatkan kapasitas manufaktur di AS, serta yang paling krusial, membangun lebih banyak pusat data yang akan mendukung layanan cloud AI yang semakin diminati.
Implikasi Penarikan IPO di Pasar Chip AI
Keputusan Cerebras tarik IPO ini tidak hanya berdampak pada internal perusahaan, tetapi juga menjadi indikasi penting bagi industri chip AI secara keseluruhan, yang diperkirakan akan mencapai valuasi $83,80 Miliar pada tahun 2025.
Persaingan yang Semakin Ketat di Segmen Cloud
Langkah Cerebras untuk bertransisi ke layanan cloud menempatkannya pada jalur persaingan langsung dengan Nvidia, yang tidak hanya mendominasi penjualan GPU, tetapi juga memiliki ambisi besar di layanan cloud komputasi AI. Perbedaan utama Cerebras adalah arsitektur chip wafer-scale mereka yang diklaim 20 kali lebih cepat untuk inference (proses menjalankan model AI) dibandingkan solusi GPU terkemuka. Kinerja unggul ini telah menarik perhatian pelanggan besar, termasuk AWS, Meta, dan IBM, serta menjadi penyedia inference nomor satu di platform Hugging Face.
Tekanan Regulasi dan Valuasi Swasta
Penundaan IPO Cerebras selama hampir setahun karena tinjauan CFIUS menyoroti bagaimana ketegangan geopolitik dan pengawasan pemerintah AS terhadap investasi asing, terutama di teknologi AI yang sensitif, dapat memperumit jalur perusahaan teknologi menuju pasar publik. Penarikan IPO dan penggantiannya dengan pendanaan swasta besar menunjukkan tren yang berkembang di Silicon Valley: perusahaan late-stage memilih untuk mengumpulkan modal besar dari investor publik (pre-IPO) sambil menunggu waktu yang tepat—baik dari sisi regulasi maupun kesempurnaan model bisnis—sebelum benar-benar melantai.
Valuasi $8,1 miliar yang dicapai Cerebras dalam putaran swasta ini juga jauh melampaui valuasi yang diharapkan pada saat pengajuan IPO awal. Ini membuktikan bahwa investor kelas berat tetap optimistis terhadap prospek jangka panjang Cerebras sebagai pemimpin dalam komputasi AI yang terspesialisasi.
Prospek Masa Depan Cerebras dan Peluang IPO Kedua
Meskipun Cerebras tarik IPO untuk saat ini, CEO Andrew Feldman telah menegaskan rencana perusahaan untuk kembali mengajukan penawaran publik “sesegera mungkin” dengan prospektus yang diperbarui. Penarikan ini adalah penangguhan strategis yang memungkinkan Cerebras untuk menyelaraskan struktur keuangannya dengan realitas pasar AI yang berubah.
Dengan modal $1,1 miliar di tangan, Cerebras kini fokus pada akselerasi pertumbuhan layanan cloud AI mereka, yang merupakan segmen pasar yang lebih menguntungkan dan scalable. Ketika Cerebras Systems kembali ke lantai bursa, investor akan mengevaluasi perusahaan yang telah berevolusi menjadi pemain layanan komputasi, bukan sekadar produsen hardware. Hal ini memberikan waktu bagi perusahaan untuk membuktikan keunggulan arsitektur wafer-scale WSE-3 mereka dalam model bisnis berbasis layanan.
Langkah ini memperlihatkan kedewasaan dan fleksibilitas Cerebras dalam menghadapi pasar AI yang sangat dinamis. Ketika mereka pada akhirnya kembali mengajukan IPO, mereka akan menjadi perusahaan yang jauh lebih matang dengan posisi strategis yang lebih kuat untuk jangka panjang.
Baca juga:
- Alarm Institusional: Risiko Pasar Privat Ritel Mengancam Stabilitas
- Kabar Buruk Bikin Ceria: Ketika Data Lemah AS Justru Memicu Reli Pasar Saham
- Penutupan Pemerintah AS: Dampak dan Pergerakan Pasar Saham
Informasi ini dipersembahkan oleh indocair